Pendekatan Andragogi dalam Self-actualization Pendidikan Mahasiswa
Sari
Andragogy sebagai seni dan sains membantu orang dewasa belajar. Bangku Sekolah tinggi memberikan kesempatan anak menjadi mahasiswa sebagai salah satu fase perkembangan menjadi orang dewasa, cendrung akan memberikan kesan pembentukan karakter dan jati diri untuk menjadi matang dalam hal berpikir bersosial dan memahami emosional diri. Mahasiswa sebagai orang dewasa tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri, mengalami perubahan psikologis dan ketergantungan yang terjadi pada masa kanak-kanak menjadi kemandirian untuk mengarahkan diri sendiri, sehingga proses pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan karakter-istik orang dewasa. Orang dewasa/mahasiswa memiliki tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri, mengalami perubahan psikologis dan mengarahkan diri sendiri, sehingga proses pembelajaran orang dewasa harus memperhatikan karakteristik orang dewasa, Self-actualization pada mahasiswa/orang dewasa merupakan kebutuhan individu untuk dapat menjadi dirinya sendiri, mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki serta memanfaatkan potensi, kapasitas atau talenta yang ada pada dirinya. Untuk dapat mengaktualisasikan diri, individu/mahasiswa terlebih dahulu harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat instinktif, seperti makan, rasa aman, cinta dan kasih sayang, dan memperoleh penghargaan. Dengan adanya pendekatan andragogi (pendidikan bagi orang dewasa) diharapkan dapat membantu dan memotivasi orang dewasa untuk terus belajar Self-actualization sehingga terbentuk jati yang matang dan siap berperan pada masyarakat
Kata kunci: Pendekatan Andragogi, Self-actualization, Mahasiswa
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Basri, H. 2000. Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brook, J. 2013. the Process Of Parenting, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, S.2013 Pedagogi, andragogi dan Heutagogi, Bandung: ALFABETA
Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga Psikologi Humanisme Abraham Maslow. Yogyakarta: Kanisius.
Kartini Kartono. 1997. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Knowles.M. 2005. The Adult Learner. London Elsevier ButterWorth Heineman.
Lindeman. 1926. The Meaning of Adult Education. New Republic In, New York.
Lunandi. 1987. Komunikasi Mengena. Yogyakarta: Kanisus.
Lunandi. 1993. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Maslow, Abraham, H. 1994. Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan Pendekatan hierarki Kebutuhan Manusia). Jakarta: PT PBP. Agung, Dwi, 2013.
Olson, H. M & Hergenhahn, B.R. 2013.Teori Kepribadian. Edisi ke delapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poduska, Bernard. 1997. Empat Teori Kepribadian. Jakarta: Restu Agung.
Rahmawati. 2012. Dasar-dasar Kebidanan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.
Simeon O. Edosomwan. 2016. Childhood Learning vs. Adulthood Learning: The Theory of Pedagogy and Andragogy. US-China Education Review A, 6(2).
Suardipa, I. P. 2020. Diversitas Sistem Pendidikan di Finlandia dan Relevansinya dengan Sistem Pendidikan Di Indonesia. Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya, 2(2), 68-77.
Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.