Pementasan Wayang Lemah Sebagai Sumber Belajar Berbasis Etnopedagogi

I Nyoman Hari Mukti Dananjaya, I Nengah Juliawan

Sari


Wayang lemah merupakan suatu kebudayaan atau kesenian wayang kulit yang dipentaskan untuk mengiringi suatu ritual keagamaan di Bali, dimana dalam pementasannya juga terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat diimplemtasikan dalam menjalani kehidupan. Meskipun wayang lemah dalam pementasannya memiliki berbagai nilai-nilai kehidupan yang disampaikan, wayang lemah sangat sedikit digemari untuk ditonton oleh generasi muda, karena wayang lemah dianggap kuno dan tidak ada lucunya dan hanya sebagai pelengkap ritual keagamaan. Artikel ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan studi kepustakaan, wawancara, dan studi dokumentasi.  Data yang sudah dianalisis disajikan secara deskriptif. pementasan wayang lemah sang dalang dapat atau diperbolehkan untuk mengkawi (membuat) ceritanya sendiri. Meskupun dapat membuat cerita sendiri sang dalang harus tetap berpatokan kepada teks-teks kasusastraan Hindu dan menyesuaikan dengan upacara yadnya yang sedang diringinya. Berbeda ritual berberda juga cerita yang dimainkan oleh sang dalang, salah satunya adalah lakon Bima swarga yang dimainkan pada saat upacara pengerorasan setelah pengabenan. Etnopedagogi adalah realisasi dunia pendidikan yang bersumber dari kearifan lokal atau dikenal dengan istilah pendidikan yang berbasis kebudayaan, kesenian dan kerajinan. Ditinjau dari aspek pedagogik pementasan wayang lemah juga memiliki unsur-unsur dari etnopedagogi, dimana dalam pementasannya dapat dijadikan sebagai media pembelajaran informal yang memberikan wejangan-wejangan tentang kehidupan yang dapat implementasikan generasi muda dan masyarakat.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alwasilan, I. 2009. Etnopedagogik: Landasan Praktek Pendidikan dan Pendidikan Guru. Bandung: Kibkat Buku Utama.

Ardiyasa, I. P. 2020. Makna Filosofi Elemen Elemen Pertunjukan Wayang Kulit Lemah Bali. Genta Herdaya: Media Informasi Ilmiah Jurusan Brahma Widya, 3 (2), 43-47.

Fakhiroh, N. Z., Suprijono, A., & Hacky, M. 2020. Etnopedagogi Kesenian Reog Cemandi Untuk Penguatan Pendidikan Karakter Bangsa Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Education and Development, 8 (3), 231-236.

Kurniawati, F. 2019. Semanggi Suroboyo Desa Kendung Benowo-Surabaya Sebagai Sumber Belajar Berbasis Etnopedagogi di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 7 (3), 3061-3070.

Muzakkir. 2021. Pendekatan Etnopedagogi Sebagai Media Pelestarian Kearifan Lokal. Jurnal Hurriah: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian, 2 (2), 28-39.

Prastyo, z. K. 2013. Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal. Prosiding: Seminar Naional Fisika dan Pendidikan Fisika, 1 (1), 45-52.

Susilaningtiyas, D. E., & Falaq, Y. 2021. Internalisasi Kearifan Lokal Sebagai Etnopedagogi; Sumber Pegembangan Materi Pendidikan IPS Bagi Generasi Millenial. Sosial Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan IPS, 1 (2), 45-52.

Sutana, I. G., & Palguna, I. K. E. 2020. Kearifan Lokal Wayang Kulit Bali Sebagai Media Tuntunan dan Tontonan Pada Era Digital. Maha Widya Duta, 4 (1), 70-80.

Sutarman, W., Suparman, I. N., & Yasini, K. 2021. Wayang Lemah Dalam Upacara Ngenteg Linggih di Pura Agung Purnasadha Tolai. Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Kebudayaan Hindu, 12 (1), 85-100.

Tilaar, H. A. R. 2015. Pedagogik Teoritis Untuk Indonesia. Jakarta: Buku Kompas.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


image hostimage host