BAKTI (SUBAK ACTIVITY) SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA PANJI ANOM BULELENG
Sari
Tujuan dari penulisan hasil penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan terkait dengan pengembangan agrowista yang berkelanjutan. Dalam pengembangannya mencoba mengangkat keberadaan subak sebagai model aktivitas wisata atau yang disebut bakti (subak aktivity). Dalam menganalisis pengembangan agrowisata di desa Panji Anom maka menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahapan metode analisis data. Adapun hasil dari analisis data yakni terkait dengan agrowisata yang saat ini menjadi daya tarik wisata berbasis pertanian. Hubungan antara pariwisata dan pertanian tentunya berdampak positif bagi pariwisata dan pertanian, ini dikarenakan keduanya bisa saling mendukung. Konsep agrowisata bisa terlihat dari bakti (subak aktivity) yang menekankan tentang keberadaan subak di desa Panji Anom sebagai model pengembangan agrowisata. Bakti (subak aktivity) memiliki beberapa ativitas ketika para wisatawan menikmati agrowisata di desa Panji Anom seperti menikmati panorama alam, belajar bertani, serta ikut mengolah hasil pertanian hingga menikmati suguhan yang langsung diambil dari petani. Keberadaan bakti (subak aktivity) mencerminkan tentang pariwisata yang berkelanjutan karena memperlihatkan aspek ekologi, budaya dan ekonomi.
Kata Kunci: Subak Aktivity, Agrowisata, desa Panji AnomTeks Lengkap:
PDFReferensi
Dewi, M. H. U. (2013). Pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat lokal di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali. Jurnal Kawistara, 3(2).
Fauzy dan Putra. (2015) Pemetaan Lokasi Potensi Desa Wisata di Kabupaten Sleman Tahun 2015. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 2, Mei 2015 Halaman 124-129.
Miles, B and Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Rohendi Rohedi. Jakarta; UI-Press.
Spradley, J. (1980). Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta.
Saputra dan Setiawan (2014) Potensi Ekowisata Hutan Mangrove di Desa Merak Belantung Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan (The Mangrove Forest Ecotourism Potential In Merak Belantung Village Of Kalianda Sub District In South Lampung Regency). Jurnal Sylva Lestari Vol. 2 No. 2, Mei 2014 (49-60)
Sumantra, dkk (2015) Pengembangan Model Agrowisata Salak Berbasis Masyarakat Di Desa Sibetan. Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015.
Suastika dkk, (2019) Traditional Life Of Bayung Gede Community and its Development as Cultural Attraction. International Journal of Applied Sciences in Tourism and Events Vol.3 No.1 June 2019, Halaman 93-106.
Waruwu, D., Erfiani, N. M. D., Darmawijaya, I. P., & Kurniawati, N. S. E. (2020). Pengembangan Tanaman Herbal sebagai Destinasi Wisata di Desa Catur, Kintamani, Bali. Jurnal Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(1), 1-10.
Widiastini, (2016) Social Practice Of Pedagang Acung (Vendors) at Kintamani Tourist Area, Bangli, Bali. Journal of Cultural studies. Vol 9. No 2.
Widiastini, dkk (2018) Women as Souvenir Vendors: An Effort to the Achievement of Gender Equality Through the Strengthening of the Economic Base of the Family. China-USA Business Review, Jan. 2018, Vol. 17, No. 1, 44-52.
DOI: https://doi.org/10.55115/cultoure.v4i2.3808
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
##submission.copyrightStatement##